A.
ANALISIS LIKUIDITAS
Untuk
meperoleh jaminan bahwa suatu perisahan memiliki likuiditas yang baik bisa
tergambar dalam anggaran kas (cash budget). Tetapi dengan menggunakan analisis
rasio dapat memberiakan suatu ukuran mudah di interpretasikan dengan tepat.
Ada 2 rsio dan
satu ukuran jumlah dalam analisis likuiditas:
1)
Modal
kerja
2)
Current
rsio
3)
Acid
test rasio (quick ratio)
Modal kerja adalah selisih antara aset lancar dan
kewajiban lancar. Angka ini dapat menunujukkan kemempuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo (likuiditas perusahaan). Modal kerja
PT Aananda pada 31 desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2008 2007
ASET LANCAR Rp 110.000,.
Rp 106.000,.
KEWAJIBAN LANCAR Rp 42.000,. Rp 48.000,.
MODAL KERJA Rp 68.000,. Rp
58.000,.
Current ratio adalah aset lancar dibagai dengan
kewajiban lancar. Current ratio untuk PT. Ananda tahun 2008 dan 2007 adalah
sebagai berikut:
Current
ratio = Aset lancar : Kewajiban lancar
Current
ratio 2008 = 110.000 : 42.000 =
2,6 : 1
Current
ratio 2007 = 106.600 : 48.000 =
2.2 : 1
Angka currenta ratio merupakan suatu indikator
likuiditas yang lebih andal dibandingkan dengan modal kerja. Dibandingkan
dengan tahun 2007 likuiditas PT Ananda tahun 2008 semakin baik.
Acid test ratio adalah rsio antara jun]mlah aset
lancar diluar persedian dan biaya di bayar dimuka (quick ratio) dengan
kewajiban lancar.
Acid test ratio (quick ratio) PT Ananda tahun 2008
dan 2007 adalah sebagai berikut:
Quick ratio = (kas + surat berharga +
piutang dagang): kewajiban lancar
Quick ratio (2008) = (13.700 + 5000 +
41.000) : 42.000 = 1,4 : 1
Quick ratio (2007) = (7.600 + 3000 +
43.000) : 48.600 = 1,1 : 1
Angka rasio ini menunjukkan bahwa PT
Ananda memenuhi kewajiban jangaka pendeknya semakin meningkat dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
B. ANALISIS PENGUNGKIT
Meng8ukur perbandingan antara sumber dana
yang siperoleh dari kreditor dan sumber dana dari pemilik.
Bagi kreditor suatu bats pengaman (margin of safety) adalah hal yang pokok,
kerena besar kecilnya sumber dana yang dipikul kreditor akan berkaitan dengan
resiko perusahaan yang akan ditanggungnya. Sedangkan pemilk akan melihat
manfaat dari pinjaman ini dari segi kontrol yang dapat dipertahankan dar
investaso semula serta kenikan laba persaham yang akan diterima.
Rasio – rasio yang biasa digunakan dalam
analisis pengungkit adalah:
1)
Rasio
aset tetap terhadap kewajiban jangka panjang (ratio of plant asset to long term
liabilities)
2)
Rasio
kewajiban terhadap equitas (ratio
liebilities to stock holers equity)
3)
Number
of times interest charges earned
Rasio aset tetap terhadap kewajiban jangka panjang
Angka rasio akan menunjukkan sampai
seberapa jauh aset tetap dibiayai dengan kewajiban jangka panjang. Sebliknya
angka ini dapat pula menunjukkan seberapa jauh kewajiban jangaka panjang ini
dilindungi dengan jaminan berupa Aset tetap dan sekaligus menujukan seberapa
besar perusahaan dapat meperoleh pinjaman.
Untuk PT Ananda angka-angka rasio ini dihitung
sebagai berikut:
Rasio aset tetap terahadap keqjiban jangka
panjang = aset tetap (netto) : kewajiban
jangka panjang
Rasio aset tetap terhadap keewajiban
jangka panjang (2008) = 88.900 : 20.000 = 4.49 : 1
Rasio aset tetap terhadap kewajiban jangka
panjang (2007) = 94.000: 40.000 = 2,35 : 1
Kenaikan rasio ini pada akhir tahun 2008,
terutama dikenakan ada pelunasan separuh dari utang obligasi. Perusahan
mempunyai posisi yang kuat untuk emndapatkan tambahan pinjaman dimasa yang akan
datang.
Rasio kewajiban terhadap equitas
Rasio kewajiban terhadap equitas PT Ananda
pada akhir tahun 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2008 2007
Total kewajiban Rp
62.000 Rp 88.600
Total equitas Rp
165.900 Rp 157.500
Rasio kewajiban terhadap equitas 0,37 : 1 0,56 : 1
Terjadi penurunan dalam rasio ini pada
akhir tahun 2008 disebabkan adanya pelunasan kewajiban sebesar 20.000.000 dan
angka-angka rasio pada 2008 dan 2007 menunjukkan batas pengaman (margin of
safety) yang besar bagi kreditor atau
menanggung resiko perusahaan yang rendah.
Number of times interest charges earned
Merupakan rasio antara laba sebelum bunga
dan pajak dengan beban bunga. Angka-angka rsio ini mengukur sampai seberap jauh
laba perusahaan dapat turun tanpa mangalami kesulitan dalam memnuhi beban
bunga. Resiko tidak da[at memenuji kewajiban ini dapat mengakibatkan
kebangkrutan.
rasio ini bisa disingkat dengan times
interest earned.
Rasio times interest earned = laba sebelum bunga
dan pajak : beban bunga
= laba sebelum pajak penghasilan + bunga :
beban
bunga
Rasio times interset earned (2008) = 32.500 + 8.900
10.100
=
4,22 : 1
Rasio times interest earned (2007) = 27.000 + 8.900
8.900
=
4.03 : 1
Meningkatnya rasio ini pada tahun
2008 menunjukkan keyakinan yang lebih besarnya pembayaran bunga akan dapat dilakukan
secara lancar dan berkesinambungan.
C.
Analisis aktivitas
Mengukur
efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Rasio
yang biasa di gunakan dalam analisis aktivitas adalah:
1.
Perputaran
piutang (account receivables turn over)
2.
Jangka
waktu penagihan (number of days sales in receivables)
3.
Perputaran
persediaan (inventory tunr over)
4.
Jangka
waktu persedian (number of days sales in inventory)
Perputaran
piutang. Angka ini menunjukkan berapa kali suatu perusahaan melakukan penagihan
piutang dalm satu periode. Untuk PT Ananda perputaran piutang tahun 2008 dan
tahun 2007 adalah sebagai berikut:
Perputaran
piutang = penjulan kredit bersih : saldo rata-rata piutang
Perputaran
piutang (2008) = 306.000 : 41.000 + 43000 = 7,29
2
Perputaran
piutang (2007) = 240.000 : 43.000 + 48.000 = 5,27
2
Dalam perhitungan perputaran piutang di
ats dinggap bahwa saldo awal piutang pada tahun 2007
Adalah sebesar Rp 48.000.000 dan
dibulatkan dalam ribuan rupiah menjasi Rp 48.000.
Dari angka rasio diatas menunjukkan efektivitas
perusahaan dalam mengelola piutang selama
2008 semakin baik dengan seringnya
dilakukan penagihan piutang.
Jangka waktu penagihan. Menunjukkan berapa lama rata-rata perusahaan
memerlukan waktu untuk menagih piutangnya. Jangka waktu rata-rata untuk menagih
piutang PT Ananda tahun 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
Jangka waktu
penagihan = saldo
rata-rata piutang : rata-rata penjulan kredit per hari
Jangka waktu penagiihan (2008) = 41.000 + 43.000 : 306.000 = 49 hari
2 360
Jangka waktu penagihan (2007) = 43.000 + 48.000 : 240.000 = 68 hari
2 360
Jangka waktu
penagihan 2008 lebih cepat dari pada tahun 2007. Untuk menilai efesiensi dalam
penagihan piutang, jangka waktu penagihan harus dibandingkan dengan syarat
pembayaran. Kalau syarat pembayaran adalah 45 hari (n/45), mak proses penagihan
ini berjalantidak efisiensi dalam kedua tahun tersebut.
Perputaran persedian
Menunjukksn berapa
kali secara rata-rata persedian dijual selama suat periode. Rasio ini menunjukkan
efektivitas perusahan dalma mengelola persdian.
Perputaran
persedian PT Ananda tahun 2008 dan 2007 dapat dihitung sebagai berikut:
Perputaran
persedian = beban pokok penjualan : persdian rata-rata
Perputaran
persedian (2008) = 46.000 + 49.000 = 4,39
2
Perputarn
persedian (2007) = 49.000 + 51.000 = 3,21
2
Perputaran
persedian 2007 dihitung dengan anggapan bahwa persedian awal tahun 2007 adalah
sebesar Rp 51.000.000 dan dibulatkan dalam ribuan rupiah menjadi Rp 51.000
berdsarkan angak rasio ini berarti rata0rata penjulan tahun 2008 lebih cepat
dinbandingkan dengan tahun 2007 dan menunjukkan bahwa pengelolaan persedian
semakin efektif.
Jangka waktu
persediaan. Angaka lain untuk manilai efektivitas pengaelolan atas persedian
adalah jangka waktu persedian yaitu jumlah hari dalam persedian, atau dalam
arti lainsecara rata-rata berapa lama persediaan bertahan dalam perusahaan
sampai terjual.
Jangka waktu
persdian PT Ananda adalah sebagai berikut:
Jangka waktu
perdiaan = persedian rata- rata
: haraga pokok penjulan rata-rata perhari
Jangka waktu
persedian (2008) = 46.000 + 49.000 : 208.600 = 82 hari
2 360
Jangak waktu
persedian (2007) = 49.000 + 51.000 : 160.600 = 112 hari
2 360
Berdasarkan angka rsio ini, PT Ananda
telah mengalami perbaikan yang berarti atas jangka waktu persediannya. Untuk
lebih berguna lagi dalam menilaipengelolan persedian perusahaan, sebaliknya
angaka ini dibandingkan dengan angak perusahaan yang sejenis.
D.
ANALISIS PROFITABILITAS
Analisi profitabilitas memfokuskan
terutama pada hubungan hasil usaha dalam laporan laba/rugi
Dan sumberdaya perusahaan yang tersedia
sebagaimna dalam neraca. Angka rasio mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba sangat tergantung kepada efektivitas dan efisiensi dari usaha
perusahaan yang tersedia.
Analisis profitabilitas menggunakan ukuran
sebagai berikut:
1.
Rasio
penjulan bersih terhadap aset (ratio of net sales to assets)
2.
Pengembalin
investasi (rate earned on total assets/return on investment)
3.
Pengembalian
modal (return earned on stockholders equity/return on equity)
4.
Margin
laba ats penjualan (profit margin of sales)
5.
Laba
perlembar saham biasa (earning pershare on common stock)
6.
Rasio
harga saham terhadap laba (price earning ratio)
7.
Hasil
devidesn persaham (deviden yield)
Rasio penjulan bersih terhadap aset .
mengukur efektivitas perusahaan dalam memnfaatka asetnya. Dalam menghitung
rasio ini, investasi jangka panjang dikeluarkan dari total aset, ooleh kerena
investasi tersebut tidak berhubungan dengan operasi normal perusahaan, yaitu
dalam menjual barang dan jasa.rasio penjulan bersih terhadao aset dari
PT.Ananda tahun 2008/2007 dapat dihitung sebagai berikut:
Rasio
penjulan bersih terhadap aset =
penjulan bersih : rata-rata total aset
Rasio penjulan bersih terhadap aset (2008)
= 306.000 : 208.900 + 210.600
2
= 1,46
Rasio penjualan bersih terhadap aset
(2007) =240.000 : 210.600 + 200.500
2
= 1,17
Meningkatnya rasio ini pada tahun 2008
menunjukkan bahwa hasil yang dioeroleh dari setiap rupiah aset yang sitanam
dalam perusahaan. Pengembalin investsi dihitung membagi laba bersih bunga
dengan total rata-rata aset. Beban bunga tidak diperhitungkan oleh karena
dinggap biaya ini timbul karena penggunaan aset tetapi adanya pinjaman. Angka
dari rasio ini untuk PT. Ananda dihitung sebagai berikut:
Pengembalian
investasi = laba bersih +
bunga : rata-rata total aset
Pengembbbalian
investasi (2008) = (18.200 +10.100) : 227.900 + 246.100
2
= 13,62%
Pengembalin investasi (2007) = (15.300 + 8.900) : 246.100 + 240.500
2
=
9,95%
Dalam menghitung
pengembalin investasi pada 2007 dianggap bahwatotal aset pada awal tahun 2007
adalah sebesar Rp 240.500 angka presentase pengembalin PT Ananda selama 2008
menunjukkan keadaan yang lebih baik dibandingkan tahun 2007. Untuk menilai
profitabilitas yang lebih bermanfaat maka dapat dibandingkan dengan perusahaan
sejenis da rata-rata industri.
Margin labaa
atas penjualan. Mengukur berapa lama yang diperoleh untuk setiap ruoiah yang
dihasilkan. Margin laba ats penjulan PT. Ananda dapat dihitung sebagai berikut:
Margin laba atas
penjualan = laba bersih
: penjulan bersih
Margin laba atas
penjualan (2008) = 18.200 : 306.000
=5,9%
Margin laba atas
penjualan (2007) = 152300 : 240.000 =
6,37%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar